Pages

Rabu, 02 Juni 2010

keajaiban dari palestina

Hudzaifah.org - Anak itu nyalakan api
Kini berkobar dan membakar
Di parasnya Agama memancar
Dan cahaya Alhaq bersinar
Kedua tangannya menghunus pedang keberanian
Atau bom kaca yang menggelegar
"Ananda, telah kuserahkan engkau kepada Tuhan Penguasa Qadar
Berjihadlah dengan tegar
Karena kezaliman pasti kan buyar
Esok semua algojo penyiksa kan jatuh terkapar
Dan bendera Tauhid kan berkibar
Nantikan dengan sabar"

Ghazi Khalid Alhajiji

dalam Atthiflu qad Auqada Naraha

Keajaiban Kebangkitan
Palestina. Ajaib bangsa yang satu ini. Mereka miskin, tetapi mampu memberi banyak kepada saudara-saudara Arab mereka, dunia Islam dan ummat manusia. Mereka terjajah, tetapi mampu memberi pelajaran paling mahal, bagaimana mereka punya jiwa merdeka sebelum tubuh mereka terbebaskan. Ajaib pemuda mereka, melecehkan dunia yang degil, korup dan hipokrit dengan sindiran paling nyinyir; mengukir kematian mereka sendiri dengan guratan paling artistik. Ya, seni kematian paling spektakuler di jaman ini.

Alangkah panjang dusta yahudi, menyihir dengan sedengki-dengki sihir agar kaum Muhajirin, di Madinah, kala itu, tak lagi dikaruniai anak-anak. Allah memberi jawaban telak; lahirlah anak laki-laki pertama kaum Muhajirin, Abdullah bin Zubair. Bapaknya, Zubair bin Awwam, adalah salah seorang pionir dalam Islam. Ibunya, Asma, panitia hijrah, di hari-hari haidhnya yang pertama. Kakeknya Abu bakar Shiddiq yang kesertaannya bersama Rasul SAW abadi tercatat dalam Al Quran, khususnya dalam hijrah yang agung (QS. At taubah : 40).

Ya, besar nian kedunguan Yahudi yang mengatakan, "Tangan Allah terbelenggu," padahal tangan-Nya selalu terbuka. Ia berikan kepada bangsa Palestina yang berani serta bangsa yang sejalan dan sejiwa, lebih dari satu Khansa dan ia akan terus berikan beribu Khansa, Sumayyah, Hanzhalah, Ja'far, Zaid dan beribu Usamah. Mereka yang menikmati benar kenikmatan syahid dan kebanggaan diangkatnya keluarga mereka sebagai syuhada, orang-orang yang menikmati panjangnya hidup dalam kematian mereka. Bahkan tak patut disebut mati.

Engkau yang bersedih wahai dunia yang jauh, jangan menambah sedih dengan tercenung begitu lama. Dunia tak pernah berubah di tangan orang-orang pengecut. Ia hanya maju dan merdeka di tangan para pemberani. Salah satu kedermawanan bangsa Palestina ialah keberanian mereka mendobrak mitos Yahudi adalah segala-galanya.

Apa yang diajarkan dunia beradab kepada kita? Kesopanan, intelektualitas, etika, hak asasi manusia, kesetaraan? Lihatlah, bagaimana mereka telah menyihir dan memutarbalik makna. Siapa yang menyihir begitu banyak bangsa untuk percaya atau sekurang-kurangnya menggunakan istilah penjajahan (kolonialisme) dengan pemakmuran (isti'mar), teror sebagai penyelamatan, da'wah sebagai teroris, keshalihan sebagai keterbelakangan. Mereka ajarkan kita untuk memisahkan politik dari agama dan sebaliknya. Mungkin itu benar bila dikaitkan sejarah agama-agama yang para pemukanya (rijalud dien) menjadi pembenar kedzaliman raja-raja tanpa mahkota. Mereka membuat mitos dan sabda untuk membenarkan kedzaliman raja bermahkota. Bagaimana mungkin politik dikosongkan dari agama dan agama dijauhkan dari politik, sementara seluruh gagasan dari membangun dan mempertahankan negara Zionis, semua dilandasi sabda-sabda, ayat-ayat, semangat dan klaim keagamaan.
referensi. hudzaifah.org/article584.phtml